PERJUANGAN MERAJUT ASA DALAM PENDIDIKAN
Sebelumnya perkenalkan nama ananda Destu Kurniadi dari program study Manajemen informatika Politeknik Negeri Lampung semester 1 angkatan tahun 2016-2017. Kenikmatan yag teramat luar biasa yang dapat saya rasakan dalam dunia pendidikan mulai aku menginjak SD , SMP, SMK, hingga memasuki dunia perkuliahan yang saat ini sedang aku jalani. Menjadi seorang yang terdidik adalah cita-cita semua orang dalam hidup ini, termasuk penulis, karena tidak semua orang mampu untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tidak lain karena faktor biaya.
Saya berasal dari keluarga yang dapat dikatakan lemah dari segi ekonomi , grafik menengah kebawah, dalam pembiayaan penunjang untuk terus bisa mengenyam bangku pendidikan adalah PR penting bagi kedua orang tuaku. Saya memiliki 5 orang bersaudara dimana kakak-kakak ku sebelumnya hanya mampu meneruskan pendidikan hanya sampai dijenjang SMP. Hal tersebut tidak lain adalah karena faktor biaya. Kedua orang tua memikul beban yang teramat berat dalam hal itu, di samping ingin menghantarkan anak-anaknya sampai tingkat sarjana , namun juga terbentur karena faktor biaya. Namun, tetap ayah dan ibu adalah sosok yang teramat hebat dan teramat penting dalam kehidupan ku, beliau telah melaksanakan kewajibannya untuk mengantarkan anak-anaknya mengerti akan apa arti pentingnya pendidikan dengan usaha batas maksimal mereka.
Aku sangat bersyukur karena telah dihadirkan sosok beliau yang teramat hebat di dalam menjalani hidup. Karena mereka aku dapatkan Pengalaman terbaik yang dapat saya genggam selama menempuh dunia pendidikan, yaitu bagaimana menjadi siswa yang diajarkan untuk mengerti arti dari budi pekerti hidup, memperoleh ilmu yang bermanfaat, mengembangkan pola fikir untuk terus maju, dan menyiapkan bekal ilmu yang berkah baik untuk dunia dan kelak di akhirat. Masa SD dan SMP adalah masa dimana aku belum mengerti dari mana aku bisa terus bersekolah, untuk tujuan apa aku bersekolah? Masa tersebut aku masih benar-benar dalam keadaan yang relatif nyaman, masih sangat kecil pola fikirku memikirkan bagai mana dan sekeras apa perjuangan kedua orang tua dalam memperjuangkanku untuk terus bersekolah, yang pasti dalam hal biaya. Mulai ketika aku memasuki masa SMK , pola fikirku sudah dibenturkan dengan bagai mana cara melunasi SPP ku agar terus sekolah. Sedikit banyaknya aku mulai tahu bagai mana kedua orang tuaku memperjuangkan sekolahku. Dibandingkan lagi dengan awal memasui SMK beliau rela mengorbankan tanaman palawijan yang seharusnya belum waktunya untuk dipanen harus di limpaahkan semuanya kepada si pemborong demi daftar ulang pertamaku. Ucapan beliau yang teriang- iyang di ingatanku adalah “tidak usah difikirkan bagai mana ibuk, bapak cari uang untuk kamu sekolah, kamu cukup belajar dan terus belajar agar kelak bisa jadi orang yang sukses, yang memiliki ilmu buat adik dan masa depanmu, insya allah kalo kamu sungguh-sungguh Allah pasti kasih petunjuk untuk membantu ibu juga bapak untuk sekolahkanmu dan adik-adikmu, ibu yakin pasti mampu, dengan bismillah ibu masukan kamu dan melanjutkan kamu kependidikan yang lebih tinggi”. Kata-kata beliau selalu kujadikan motivasiku untuk bersemangat sekolah hingga kini. Waktu terus berjalan, ketika sudah saatnya memasuki UAS SMK yang mewajibkan untuk seluruh siswa agara segera melunasi pembiayaan sekolah. Kesana kemari kedua orang tua mencari biaya untuk sekolahku,dan yang paling berat untuk difikirkan adalah mendengara bahwa ayah dan ibu meminjam terlebih dahulu uang demi sekolahku.
Sesekali aku mulai berfikir untuk bagaimana aku bisa membantu ayah da ibu dalam mencari biaya untuk sekolahku. Namun, berat bagi saya karena ketidak mampuanku dalam hal itu. Namun, Alaah swt. Tidak akan membiarkan keluargaku dalam kesulitan tersebut, dalam kondisi yang teramat sulit itu, ada suatu bantuan dari pemerintah yang rutin untuk di suplay tiap semester kepada siswa/i yang kurang mampu, akupun termasuk di dalam salah satu siswa yang terdaftar dalam program tersebut. Oleh sebab itu, sangatlah membantuku terutama kedua orang tuaku dalam masalah biayaku. Kekuatan terbesar ketika dalam hal-hal tersulit itu adalah dengan berdoa, restu dan doa dari kedua orang tua yang selalu aku pinta ketika hendak berangkat sekolah menjadi pegangan teguh sekaligus motivasi hebat dalam mengiringi perjuanganku di waktu sekolah.
Allah swt. Memang tak pernah menyalahi satu janjipun yang telah difirmankan. Alhamdulillah segala puji bagi allah swt. Yang terus membimbingku didalam jalan yang lurus. Memasuki kelas XI SMK adalah masa banyak sekali pengalaman yang tidak mudah untuk di lupa. Kuberusaha dengan batas maksimal kemampuanku untuk melaksanakan amanahku didalam dunia pendidikan, karena bimbingan- NYA, segala kesulitan dan halangan yang merintang saat menempuh pendidikan dapat terselesaikan. System sekolah SMK yang aku pilih lebih mengedepankan terhadap penekanan-penekanan agama, sehingga kujadikan Agama dan kekuatan iman itu sebagai pegangan dan pedoman dalam aku mengemban amanah tersebut. Aku upayakan untuk bisa bekrja keras, mandiri, serta disiplin dalam mengikuti peraturan sekolah yang ada. Jika pepatah mengatakan bahwa “ hasi tidak akan pernah menghianati proses” akupun amat percaya dengan kutipan tersebut. Bukan karena keterbatasanku dalam ekonomi membuatku untuk menyerah dalam menggapai cita dan keinginanku untuk terus dapat menenpuh pendidikan dan menuntut ilmu yang berkah sampai kapanpun.
Setitik keberhasilan dapat aku raih dalam menempuh di jenjang sekolah kejuruan yaitu, Alhamdulillah bisa mempertahankan ranking kelas pertama selama tiga tahun, juara Lomba Keterampilan Siswa bidang networking tingkat kabupaten dan di Nobatkan sebagai siswa lulusan terbaik tahun ajaran 2015/2016 saat menjelang akhir SMK. Rasa syukur yang teramat luar biasa ketika semua itu bisa aku dapatkan, bukan karena mengharuskan aku untuk jadi juara, namun pada keberhasilan ku dalam mengemban amanah dan kepercayaan dari kedua orang tua serta keluarga yangselalu kujadikan sosok terhebat dalam hidupku. Setelah lulus dari SMK, ada niatan untuk lanjut ke jenjang perkuliahan, dan perjuangan mereka untuk bisa menyekolahkanku ke jenjang yang lebih tinggi masih terus di berikan, meskipun dari segi ekonomi dakatakan tidak seimbang, Kuliah adalah kata yang asing didengar bagi keluargaku, karena mereka tau bahwa akan ada biaya yang besar untuk bisa mewujudkan itu, namun yakin kepercayaan kepada Allah bahwa aka ada jalan disetiap kemauan. sebelum kenjadi alumni sekolah SMK, dari pihak sekolah Alhamdulillah ada yang mau menjembataniku untuk bisa kuliah, namun di swasta dengan syarat saya harus bekerja di SMK sebagai Tool Man lab komputer sambil melaksanakan perkuliahan, dan orang tua amat senang dengan tawaran tersebut, dan menyepakati tawaran tersebut. Di sisi lain, para guru SMK ku membujuk dan menyarankanku untuk coba mengikuti jalur beasiswa Bidik Misi, mereka bagitu yakin untuk menyarankan dalam hal itu kepadaku. Bimbang dan bingung untuk memutuskan hal tersebut, berjuta pertanyaan dalam fikiranku pun muncul “ apakah aku mampu, apa aku bisa, apa orang tuaku mengijinkanku untuk mengikuti program bidik misi tersebut?” Karena itulah yang menjadi beban fikiranku untuk memutuskan satu pilihan terbaik yang harus aku tentukan, antara jalur bidik misi yang belum mendapat restu dari ibu atau tetap mengambil tawaran dari sekolah SMKyang telah mendapat restu dari kedua orang tuaku. Akhirnya setelah lama di pertimbangkan bersama keluarga, kuputuskan untuk tetap menerima tawaran tersebut, dan tetap mengikuti program beasiswa yang di tawarkan oleh Politeknik Negeri Lampung. Ku biarkan semua berjalan, dan apapun hasilnya aku serahkan pada Allah swt. Namun masih, hampir setiap saat aku ceritakan tentang dua pilihan itu kepada keluarga terutama ayah dan ibu, untuk mendapatkan 1 pilihan dan jalan terbaik untuk masa depanku. seiring berjalannya waktu, akhirnya Allah tunjukan jalan bagi saya, aku dibimbing untuk tetap berada dijalur beasiswa dan dengan berat hati melepaskan tawaran dari sekolah smk ku untuk jadi Tool Man di sana. Kedua orang tua sudah mulai bimbang dengan jalan yang aku pilih untuk masuk ke POLINELA. Karena sebelumnya orang tua menyatakan bahwa mereka tidak mampu jika aku kuliah dengan pembiayaan yang relatif besar di sana, bila bidik misi tidak lulus. Yang dapat dilakukan dari mereka hanyalah berdoa pada Allah swt, dukungan, dan pengorbanan dalam mengiringi proses pendaftranku di kampus POLINELA.
Tahapan demi tahapan aku jalani untuk memulai pandaftaran di polinela, dukungan dari para guru, orang tua dan orang terdekat kurasa semakin kuat. Hal tersebut membuat aku yakin untuk melanjutkan kuliah. Mulai tahap seleksi berkas yang kukirimkan ke polinela Alhamdulillah mendapat jawaban positip, kemudian tahapan wawancara Alhamdulillah kutemui juga jawaban yang positip, barulah ketika akan melaksanakan pendaftaran ulang di kampus polinela kedua orang tua sepertinya mulai bimbang, mereka tidak begitu yakin untuk bisa melakukan tahapan selanjutnya untukku bisa masuk ke perkuliahan. Amat sedih jika tahap demi tahap yang telah aku lalui membuahkan hasil positip dengan begitu saja aku biarkan,. Akhirnya aku putuskan untuk tetap berangkat ke POLINELA untuk melakukan pendaftran ulang hanya dengan modal tekad, tanpa biaya yang cukup untuk registrasi di sana. Di hari itu aku niatkan untuk mundur dan mengagalkan niatku untuk masuk ke POLINELA, dengan indikasi dari ku yang tidak membawa uang daftar ulang di waku itu. Namun, Allah swt. teramat agung, kejadian di hari itu membuatku semakin kuat untuk menambah rasa syukurku kepada-NYA, karena namaku ternyata sudah diresmikan untuk menjadi mahasiswa Bidik Misi di POLINELA, karenanya aku di perbolehkan untuk tidak membayar registrasi pada hari itu.
Ayah dan ibu dirumah mungkin selalu menghawatirkanku tentang registrasi itu, dengan wajah ceria dan dengan ketenangan aku kabarkan berita baik tersebut kepada ibu, sontak ayah dan ibu tersenyum gembira dengan kabar tersebut dan beliau berkata “ibu bawa kamu ke perkuliahan dengan mengucap lafadz bismillah, semoga kamu berhasil, dalam menjalankan perkuliahanmu, teruslah bersyukur, karena semua adalah bagianmu yang Allah limpahkan kepada keluarga kita”, kata beliau dengan penuh rasa tenang. Teramat syukur aku panjatkan dengan semua yang saat ini bisa aku dapatkan, semua karena ke esaan Allah swt, kerja keras, doa dan dukungan dari kedua orang tua, guru-guruku serta mereka yang selalu mendukungku untu selalu memotivasiku agar terus maju. Banyak sekali pelajaran berharga yang dapat aku ambil dari kejadian waktu itu, seberat apapun masalah yang muncul pasti ada jalan keluar ketika kita mau berusaha, doa , usaha dukungan dan restu dari orang tua yang menjadi kekuatanku untuk terus bertahan.
Ucapan terima kasih banyak kepada mereka atas semua yang telah mereka korbankan demi ananda. Harapanku setelah bisa mewujudkan dan merasakan perkuliahan bisa merubah kepribadianku kearah yang lebih baik, memiliki ilmu yang berkah dan bisa mengemban amanah yang aku terima dengan sebaik-baiknya sebagai mahasiswa bidik misi sehingga dapat membuat kebanggaan bagi kedua orang tua, guru-ruruku, keluarga serta orang-orang terdekatku demi kemajuan bangsa dan negaraku, Indonesia. Sekian sekilas tentang ananda mengenai pendidikan yang selama ini aku jalani, mohon maaf jika banyak kata yang kurang berkenan bagi pembaca, sekaligus ku ucapkan terimakasih banyak yang sebesar-bearnya, atas waktunya untuk menyempatkan membaca. Saya akhiri,
wassalamualikum warrahmatullah wabarakatuh.
0 Response to "Merajut Asa Dalam Pendidikan"
Post a Comment