A.
Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”.
Integrasi berasal dari bahas inggris, Integrate artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi
artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional
berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti
politis dan antropologis.
Ø Integritas Secara Politis
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
Ø Integritas Secara Antropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di
antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya.Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-Faktor
Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib
dan seperjuangan.
2. Keinginan
untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa
Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
4. Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan
atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
Faktor-Faktor
Penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat
Indonesia yang HETEROGEN (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang
begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya
kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku
bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain.
B.
Problematika integrasi
nasional
Sejak awal abad ke-20,
struktur masyarakat Indonesia yang masih ke sukuan mulai tergugat karena
munculnya ide nasionalisme dan integrasi dari sekelompok elit Nusantara
(Marzali, 2009). Wacana tentang perwujudan integrasi nasional di Indonesia
telah banyak dibahas dan dicanangkan oleh berbagai pihak termasuk pemerintah
dan institusi-institusi yang terkait. Perwujudan integrasi nasional ini menjadi
penting karena pada dasarnya, dalam pembangunan nasional dibutuhkan gerak yang
searah dari berbagai pihak dalam sebuah negara untuk mencapai tujuan-tujuan
yang mengarah pada kesejahteraan dan ketentraman masyarakat.
Masalah-masalah etnik yang masih banyak terjadi di Indonesia ini
menjadi tantangan dan ancaman tersendiri bagi terciptanya integrasi nasional
bangsa ini. Berdasarkan gambaran dari J.S Furnival (dalam Suparlan, 2005),
masyarakat majemuk Indonesia cenderung tidak menjadi satu dan tidak merasa
satu, mereka memiliki tradisi kultural sendiri dan memiliki interaksi yang
sangat terbatas dengan kelompok suku lain. Lalu apakah ini hanya di diamkan
saja? Pada dasarnya, perbedaan budaya, cara pandang, dan adat istiadat harus
disinergikan satu sama lain, membangun rasa kebersamaan dalam suatu wilayah,
dengan melepaskan simbol-simbol primordial dari komunitas adat, agar tercapai
sebuah integrasi nasional yang telah dicita-citakan sejak Indonesia belum
merdeka.
Makalah ini berupaya mengaitkan berbagai jenis masalah yang
terdapat dalam pemicu menjadi satu kesatuan, yaitu seputar ancaman mengenai
terwujudnya integrasi nasional Indonesia, masalah komunitas/masyarakat adat
yang terjadi di Indonesia, bagaimana cara menyikapi, mengatasi dan mencegahnya,
termasuk juga langkah konstruktif pemerintah dalam mengatasi berbagai
permasahan ini dan mengembangkan kegiatan budaya (kearifan lokal).
C.
Contoh kasus yang mengancam keutuhan negara
Indonesia
berikut adalah contoh kasus ancaman yang pernah mengancam keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):
1. Contoh ancaman
Fisik
Dari luar negeri
·
Penembakan kapal patroli Indonesia oleh
Malaysia
·
Agresi militer Belanda di Indonesia
·
Penjajahan bangsa eropa di Indonesia
Dari dalam negeriTeror bom di Solo
·
Penyerangan antar suku dipapua
·
Tawuran antar warga di Makassar
·
Perusakan kantor walikota oleh warga yang
berdemo
·
Perusakan dan vandalisme terhadap
fasilitas umum
2. Contoh ancaman Ideologi
Dari luar negeri
- Maraknya berbagai kebudayaan dan paham baru dari luar negeri
- Adanya campur tangan politik dari badan-badan asing didalam negeri
- Maraknya media propaganda asing
- Adu domba yang dilakukan pihak asing
- Pemberlakuan aturan aturan tertentu yang dilakukan oleh pihak asing yang merugikan negara lain.
Dari dalam negeri
- Munculnya paham-paham radikal dan ekstremis dalam negeri
- Munculnya berbagai aliran sesat diIndonesia
- Sikap apatis terhadap pemerintah
- Sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu negara
- Kurangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
- Pemberontakan PKI
- Gerakan separatis GAM diaceh, RMS dimaluku dan OPM di papua.
-_-
ReplyDeleteAgus ...
ReplyDelete